Kelainan buta warna pada anak akan bisa menyebabkan dan juga mempengaruhi kemampuan belajar dan kualitas hidupnya di kemudian hari kelak.
Pengertian buta warna adalah ketidakmampuan seseorang mengenali warna dengan cara biasa, baik satu atau pun seluruh warna. Penyebab kondisi ini adalah kurangnya atau tidak adanya pigmen pada sel kerucut di lapisan retina mata.
Pigmen inilah yang memungkinkan seseorang mengenali akan beraneka ragam jenis warna.
Jenis Buta Warna
Klasifikasi pembagian dari jenis penyakit buta warna ini terbagi menjadi dua yaitu :
- Buta Warna Total. Dalam hal ini seorang anak yang menderita buta warna jenis ini maka dia hanya bisa mengenali warna hanya dua saja yaitu warna hitam dan warna putih. Hal ini disebabkan oleh karena tidak adanya pigmen warna pada retina. Hanya saja kasusnya tidaklah terlalu banyak di dunia ini.
- Buta Warna Parsial. Dalam hal ini seorang penderita buta warna parsial mengalami defisiensi (kekurangan) pigmen sel warna di dalam sel retina matanya. Sehingga akan mengalami kesulitan dalam membedakan warna-warna tertentu
Buta warna yang paling umum terjadi adalah kekurangan pigmen merah dan hijau. Pengaruhnya, seseorang kesulitan mengidentifikasi warrna merah dan hijau atau campurannya. Demikian pula bila yang terjadi adalah kekurangan pigmen warna biru dan kuning, penderita akan kesulitan mengidentifikasi warna-warna tersebut dan campurannya.
Pada umumnya, penderita buta warna biru dan kuning hampir selalu memiliki masalah mengidentifikasi warna merah dan hijau juga.
Selain dari hal tersebut di atas, did alam dunia medis kedokteran ada juga pembagian klasifikasi buta warna yang terdiri dari 3 bagian yaitu :
Trikromasi
Pada buta warna trikromasi, terjadi perubahan sensivitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Apabila terjadi kelemahan pada warna merah disebut dengan protranomali. Deutromali adalh kelemahan pada warna hijau. Sedangkan kelemahan pada warna biru adalah tritanomali. Buta warna inilah yang paling sering terjadi.
Dikromasi
Buta warna Dikromasi yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi pada buta warna ini yaitu :
- Protanopia : Sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang.
- Deuteranopia : Retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau.
- Tritanopia : Sel kerucut warna biru tidak diketemukan.
Buta warna monokromasi ditandai dengan hilang atau berkurangnya semua penglihatan warna sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis warna typical dan sedikit warna pada jenis atypical. Jenis buta akan warna ini mempunyai prevalensi yang sangat sedikit
Penyebab Buta Warna
Hal-hal yang bisa menyebabkan seseorang mengidap gangguan buta warna adalah sebagai berikut :
1. Faktor Keturunan
Hal ini umum disebut juga dengan istilah buta warna bawaan yang didapat dari orang tuanya. hal ini disebabkan oleh karena adanya mutasi dalam kromosom X yang diturunkan ayah atau ibu. Kasus buta warna lebih banyak terjadi pada laki-laki.
Hal ini oleh karena laki-laki yang terbentuk dari kromosom XY hanya mempunyai satu kromosom X. Dengan begitu maka jika kromosom X-nya terganggu atau pun rusak, maka dia berpotensi lebih besar mengalami buta warna.
Di lain sisi, perempuan yang terbentuk dari kromosom XX, jika salah satu kromosom X-nya mengalami gangguan, masih ada satu kromosom X lagi sehingga ia hanya menjadi pembawa sifat (carrier) buta warna.
Maka perempuan jarang yang menderita buta warna akan tetapi wanita akan menjadi carrier terjadinya buta warna kepada anaknya bila menikah dengan seorang laki-laki yang sel kromosomnya juga mengalami gangguan.
2. Faktor Didapat
Didapat ini maksudnya adalah karena faktor kecelakaan atau pun cedera pada otak dan organ mata. Hal ini biasanya terjadi ketika anak mengalami kerusakan retina atau cedera (trauma) pada otak yang menyebabkan pembengkakan di lobus occipital. Kerusakan akibat paparan sinar ultraviolet karena tidak menggunakan pelindung mata secara benar juga bisa menyebabkan buta warna.
Cedera otak atau stroke dapat mengganggu pengolahan warna di otak. Jika buta warna baru terjadi di usia remaja atau dewasa, penyebabnya adalah penyakit di makula, misalnya karena degenerasi makula atau kerusakan saraf optik di belakangnya.
Tes Buta Warna Ishihara
Untuk mengetahui seseorang mengidap buta warna, maka dapat dites yaitu dengan suatu tes yang disebut dengan tes Ishihara. Dimana lingkaran-lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar terdapat tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak terlihat oleh penderita buta warna.
Cara pemeriksaan ishihara ini adalah dengan seseorang yang akan melakukan tes ishihara ini disuruh untuk melihat kumpulan angka berwarna yang sudah dibentuk sedemikian rupa. Bila seseorang tersebut tidak dapat menyebutkan angka yang tertera dalam buku tersebut maka dapat dipastikan seseorang tersebut menderita penyakit ini.
Hal ini disebut juga dengan colorblind yaitu dengan menggunakan pemeriksaan dengan melakukan alat peraga untuk tes buta warna.
Pemeriksaan deteksi buta warna bisa dengan pemeriksaan uji coba pseudisokromaqtik yang di susun titik dengan berbagai kecerahan dimana seseorang normal akan dapat mengenal gambar yang di bentuk, karena titik di buat dengan batas yang jelas dengan latar belakangnya. Sedangkan pada penderita ini tidak dapat mengenali akan berbagai gambar yang dibentuk